Thursday, January 29, 2015

Ijazah Keilmuan Majelis Sulthon Auliya


Sebelumnya marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang maha kuasa atas segala karunia rahmat, barokah serta hidayahnya. Untuk memenuhi permintaan dari sebagian para pengunjung Blog Majelis Sulthon Aulia.  Atas taufik dan hidayah ilahi kami mengijazahkan program keilmuan dari berbagai macam jenis Ilmu Ayat, Ilmu Hikmah, Ilmu Hizib, Ilmu Sholawat, Ilmu Khodam, Ilmu Daerah, dan keilmuan-keilmuan lainnya.

Pengajaran ijazah keilmuan ini walaupun segala sesuatunya dapat di ajarkan secara ilmiah namun sangatlah sulit untuk di sampaikan bila hanya menggunakan kata-kata.  Keilmuan ini kami ambil berdasarkan ilmu agama dan ilmu budaya secara turun temurun, dan boleh di katakan aman untuk siapa saja yang mempelajarinya karena tidak ada efek samping dan pantangan khusus yang mengundang resiko dalam kehidupan.

Sebelum seseorang mempelajari suatu ilmu hikmah/ilmu gaib  sudah seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian mana terpenting dalam dirinya, dan bagian-bagian dalam diri itu terlebih dulu harus di bersihkan, di aktifkan serta di selaraskan terlebih dahulu untuk kemudian menerima suatu anugerah keilmuan,

Jika pada bagian dalam diri itu belum di bersihkan dan langsung mengakses sebuah ilmu maka di khawatirkan keilmuan yang di pelajari tidak mendapatkan hasil yang maksimal bahkan bisa berdampak yang kurang baik pada diri, baik hal negatif itu dalam jangka pendek maupun panjang dengan konteks yang sangat luas. 

Banyak guru Spiritual, Supranatural pada umumnya langsung memberikan inti atau tata cara ilmu tertentu, namun mereka tidak menceritakan atau memberikan suatu gambaran secara detail bagaimana sebuah keilmuan melewati proses demi proses dan tahapan demi tahapan pembelajaran keilmuan.   

Apabila tata cara pembersihan dan pembangkitan serta penyelarasan di kerjakan maka akan mempercepat proses terbukanya segala kegaiban ilmu yang tersembunyi, dan rahasia yang menghijab pada diri anda, sehingga anda akan merasakan maunah keberkahan dari sebuah ilmu atau amalan yang anda miliki dan amalkan.  

Hijab atau dinding gaib yang menghalangi serta yang menuntup kepekaan anda selama ini maka insya Allah  akan menipis serta akan terbuka sehingga apapun jenis keilmuan yang di pelajari baik, amalan, ayat, hizib, sholawat atau doa dan lain sebagainya  yang anda amalkan dalam waktu yang tidak begitu lama akan bisa di rasakan. 

Dengan adanya sistem tersebut di harapkan setiap orang bisa melakukan perbaikan pada dirinya sendiri. Setelah itu keilmuan yang di pelajarinya akan mengantarkan para pengamalnya menjadi insan yang bertaqwa jika ilmu tersebut mendapatkan ridha Allah Swt.

Dalam ijazah keilmuan ini kami pilih beberapa keterangan yang sangat penting dan perlu di ketahui tentang tahapan serta proses pengertian masing-masing tiap suatu ilmu memiliki pembersihan, pengaktifan, penyelarasan,  dan sebagainya. serta tata cara pengamalan dan cara penggunaannya agar anda dapat memetik hasilnya untuk keselamatan baik dunia dan akhirat. 

Pengalaman pribadi saya setelah banyak berbakti sosial di bidang Ilmu gaib khususnya ilmu spiritual dan ilmu metafisika,  sebagian orang banyak yang menayakan tentang ketidakberhasilan dan kegagalan dalam proses pengamalan suatu ilmu, amalan baik itu mempelajari keilmuan secara autodidak maupun melalui media kitab-kitab klasik, Buku dan  internet lain sebagianya.

Dan hanya sebagian kecil saja yang berhasil mempelajarinya.  Mengapa pada satu sisi ada manusia yang berhasil sehingga dengan mudah dan mampu menyerap keilmuan tersebut, tetapi pada sisi lain ada juga yang sulit ...?  hal ini terlepas dari unsur bakat alam. 

Sebenarnya ada banyak hal yang harus di benahi bagi orang yang ingin mendapat suatu keberhasilan dalam mempelajari suatu keilmuan yaitu pada umumnya yang mereka melakukan amalan atau ilmu tertentu yang bertujuan misalnya : agar mendapat kesaktian, kesuksesan, keselamatan,dll, tanpa mereka menyadari bahwa ada faktor lain yang justru memegang peranan penting yang sering di lupakan oleh kebanyakkan orang.

Untuk memperoleh keberhasilan dalam suatu keilmuan, Tidak ubahnya seperti kita membangunkan seekor gajah yang sedang tidur. Jika kita tidak tahu cara membangunkannya, maka gajah itu pun tidak akan bangkit meskipun di paksa dengan cambukkan, akan tetapi kalau kita tahu cara membangunkannya maka dengan mudah gajah itu akan bangun, begitu pula dengan membangkitkan ilmu yang ada dalam jiwa, raga kita.

Dalam suatu keilmuan sudah menjadi keharusan bagi yang mempelajari  untuk mengetahui kunci dari ilmu, dan kunci Ilmu adalah sebuah intisari dari kemantapan suatu ilmu, amalan lainnya,  adapun  perumpamaan sebuah ilmu atau amalan itu saya ibaratkan seperti gembok, di mana kalau kita tahu kunci membukanya maka dengan akan mudah terbuka, kunci ilmu inilah yang harus di ketahui agar bisa bangkit ilmu yang ada di dalam diri kita.

Suatu keilmuan yang kita pelajari, di percayai serta di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik itu ilmu yang bersifat  pengetahuan yang tidak nyata maupun yang bersifat nyata sudah seharusnya kita harus mengerti, kuasai dengan benar dan kita pahami betul-betul kunci ilmu tersebut

Dalam ijazah keilmuan Majelis Sulthon Aulia ini kami pilih beberapa keterangan yang sangat penting dan perlu di ketahui bagi anda yang ingin mengetahui tentang ilmu kunci, serta tata cara dalam amalan dan pengamalan serta cara penggunaannya. Dalam mempelajari Ijazah Khusus Keilmuan ada 7 faktor yang harus di tempuh dan di jalani antara lain  :

1 . Rajah Karomah Mandi  :  Bertujuan untuk membangkitkan energi kekuatan ilmu gaib apa saja dari luar tubuh, serta membuat tubuh menjadi lebih peka, terhadap ilmu yang pelajari, sekaligus untuk merangsang, menangkap fonemena, dan kejadian gaib dalam tubuh kita untuk menyatukan kekuatan lahir maupun batin. 

2 . Rajah Karomah Minum :  Bertujuan untuk membangkitkan energi kekuatan ilmu gaib apa saja dari dalam tubuh, sekaligus untuk menguatkan serta penajaman kepekaan ilmu yang anda pelajari, yang masing-masing kekuatan itu berada di dalam organ luar dan dalam tubuh, yang saling berhubungan terbentuknya suatu jaringan ilmu.

3 . Garam Berasmak : Bertujuan untuk Penurun Keilmuan agar ilmu-ilmu yang di pelajari atau ilmu apa saja yang kita dalami akan mudah dan sebagai penyelaras keilmuan yang bermanfaat, memudahkan dan mempercepat serta  memperlancar Anda dalam mengamalkan keilmuan

4  .  Pembuka,Penutup Ilmu : Berfungsi untuk membangkitkan energi atau kekuatan ilmu  atau amalan apa saja, pengamalan sebuah keilmuan sebaiknya menggunakan pembuka ilmu masing-masing serta ditutup dengan penutup ilmu, karena akan lebih mudah mendapatkan maunah dari suatu ilmu, di ibarat sebuah arus energi keboster yang lebih kuat .

5 .  Penyelaras Ilmu : adalah pembentukkan dan peningkatan dari keilmuan yang mana ilmu yang sudah ada pada diri kita  terawat dan kita tingkatkan mutunya seperti seandainya anda memiliki ilmu hikmah, ilmu khodam, ilmu asma, ilmu tenaga karomah dll, maka selain apa yang sudah ada dan anda kuasai maka bisa di sempurnakan, dan akan semakin berdaya guna serta menebalkan ilmu yang telah di miliki.

6 .  Menyatukan Keilmuan : Apabila kelima bagian di atas telah di laksanakan dan telah menyatu dengan diri maka secara otomatis akan memiliki daya kekuatan antara lain :  Terbukanya badan kita seutuhnya sebagai tempat untuk masuknya ilmu yang ingin di kuasai, adanya perasaan yakin, hati dan fikiran lebih tenang, di sukai orang, di naikkan derajat, bertambahnya rezeki, memiliki benteng gaib dari segala kejahatan lahir dan batin, memiliki kepekaan batin dan berbagai sensasi keajaiban yang akan kita rasakan.

7 .  Khataman Ilmu :  Sebelum memiliki suatu keilmuan maka sebaiknya di adakan suatu acara selamatan atau melaksanakan sekedar syukuran sebagai suatu tanda memulai suatu keilmuan, Hal tersebut di atas yang menandaskan agar keilmuan apa saja yang anda pelajari bisa bermanfaat baik untuk diri sendiri, keluarga maupun untuk orang lain dan memiliki kekuatan dan bermakna untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

Mengapa dalam mempelajari ijazah keilmuan ini Majelis kami menggunakan berupa sarana Air dan Rajah serta Garam...?  Pertama : Air adalah media untuk pengantar energi kekuatan.  Kedua : Rajah Karomah untuk mandi.  Ketiga :  Garam Berasmak untuk di minum.  

A .  Air :   Air sebagai sarana untuk mandi dan sarana  untuk di minum dan air di anggap kunci yang efektif secara supranatural khususnya bagi Keilmuan Majelis Sulthon Aulia karena air mudah sekali di masuki oleh daya prana dan daya prana itu dapat di simpannya secara baik oleh air.

Air adalah sebagai zat alam yang memiliki manfaat bahkan kepercayaan manusia tentang air yang mengandung khasiat baik itu untuk mensucikan diri maupun untuk pengobatan, dll.  Misalnya suatu contoh : Air zam zam di anggap suci bagi Agama Islam, Air sungai Gangga di anggap suci bagi Agama Hindu,  Air Lourdes di anggap suci bagi agama Kristen, dan lain sebagainya.  

B .  Rajah : Adapun yang dimaksud dengan Rajah berupa tulisan yang dibuat dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf, namun sering di sebut Rajah, wafaq, wifiq atau azimat sebenarnya adalah sebuah doa dalam permohonan khusus yang di wujudkan dalam suatu bentuk tulisan dengan tata cara aturan cara menulisnya secara khusus,

Para ahli rajah dalam ilmu batin meyakini bahwa setiap huruf-huruf hijaiyah berdasarlkan ilmu hikmah itu mengandung kekuatan khodam dari bangsa malaikat yang di sebut kekuatan gaib, khodam huruf baik yang di ambil dari huruf bahasa Mesir, Suryani, Ibroni maupun Arabic, dan hampir sebagian besar huruf-huruf yang di tulis dalam lembaran Rajah itu merupakan kalimah doa yang bersumber dari Taurat, Zabur, Injil, Al-Quran, hadist dan kalimah hikmah lainnya. 

C .  Garam : Garam memiliki filosofi bila dia sudah mencair dan menyatu dengan keadaan di sekitarnya, demikian pula dengan kehidupan, Orang yang telah menjadi garam, sudah tidak lagi bersikap egois, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, menuntut untuk diperhatikan, mementingkan diri sendiri. Tapi dalam setiap tindakannya, akan selalu di landasi apa yang bisa di lakukan untuk orang lain. 

Bukan berarti hidup kita menjadi sama dengan garam, Apapun yang kita lakukan harus memberi dampak positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Kita sudah tidak berdiri lagi sebagai pribadi yang harus di hormati, harus di patuhi, harus di pandang, tapi kita meleburkan di tengah dunia ini menjadi pribadi yang tidak di kenal ( sama seperti garam ), namun membawa pengaruh yang luar biasa bagi orang lain.   

Guna melengkapi dan melestarikan Ilmu-Ilmu spiritual dan Supranatural kami bermaksud mengijazahkan kepada yang betul-betul serius membutuhkannya, keilmuan tersebuat berbagai macam jenis ilmu yang sangat langka dan pada zaman dahulu di rahasiakan dan di gunakan oleh para Malaikat, Nabi, Wali, Ulama dan orang-orang tertentu saja yang memilikinya.

Ijazah keilmuan ini di buat secara paket dan ilmu satuan dari beberapa jenis ilmu dan praktis baik dari jumlah maupun tata caranya untuk menerapkan aplikasi suatu ilmu pada zaman sekarang.    Keilmuan ini di ambil dari ilmu Agama dan Ilmu budaya yang memuat berbagai macam jenis ilmu yang penuh akan sarat akan manfaat baik untuk, Keselamatan, Kerezekian, Pengasihan, Kederajatan, dan lain sebagainya. 

Khususnya bagi para penerima suatu ilmu pasti seseorang akan meminta terlebih dahulu Ijazah keilmuan tersebut kepada ahlinya.  Yang menjadi pertanyaan sekarang ...? Kenapa suatu Ilmu metafisika mesti memiliki Ijazah yang jelas ...?. Siapa saja yang bisa memberikan Ijazah suatu amalan dan ilmu ...?. Dan bagaimana adab di dalam memberi dan menerima Ijazah ...?.

Menurut beberapa Alim Ulama hukum Ijazah dalam suatu ilmu, amalan hukumnya adalah wajib. karena setiap ilmu atau amalan apa pun tidak boleh di pelajari tanpa adanya bimbingan seorang guru yang ahli dalam bidang tersebut dan sistem sanad merupakan salah satu mekanisme pencarian ilmu dan pengetahuan yang sempurna.

Sehingga setiap pengetahuan yang di pindahkan itu dapat di pertanggung jawabkan otensitas dan keabsahannya melalui silsilah, rantaian, karena pembelajaran Ilmu metafiska berhubungan erat dengan perkara gaib, sehingga sangat riskan dari berbagai godaan dan tipu daya setan. 

Imam As-Syafi’i mengingatkan : “ Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar di kegelapan malam, ia membawa kayu bakar yang di ikatnya padahal terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu ”  

Budaya mendalami keilmuan dengan berguru kepada buku semata-mata, tanpa bertemu  atau meminta Ijazah untuk mengambil kefahaman keilmuan tersebut, atau sekadar merujuk beberapa individu tanpa latar belakang sanad keilmuan yang jelas. Mereka yang hanya memahami ilmu tersebut sekadar memperbanyakkan bahan bacaan saja tanpa memperbanyakkan rujukan dari kalangan para ahli hikmah atau ulama tidak di nilai sebagai penuntut ilmu atau ahli ilmu sebagaimana dalam tradisi As-Salaf terdahulu.

Dalam proses pengijazahan suatu keilmuan bisa  melalui jalur Ijazah jarak jauh tanpa adanya pertemuan secara langsung antara si pemberi ijazah dan penerima ijazah, hal ini  adalah sah dan di perbolehkan jika adanya pengucapan pemberian Ijazah baik secara lisan mau pun secara tertulis dari si pemberi kepada si penerima dan jawaban tanda terima Ijazah tersebut 

Adapun hukum dalam pembayaran  mas kawin keilmuan atau mahar dalam menuntut atau menerima suatu ijazah adalah suatu hal yang sah, sebagaimana dalam hukum pendidikan misalnya di dalam suatu Universitas, Pesanteren dan lain sebagainya.  

Dengan mengetahui dan memahami berbagai jenis ijazah keilmuan, maka Insya Allah kita bisa mengetahui seberapa besar kwalitas ilmu spiritual dan ilmu metafisika yang di berikan sehingga si penerima ijazah tinggal perlu mengamalkannya sesuai dengan kadar ilmu yang di pelajari

Dalam suatu pengamalan apapun jenis ilmu yang ingin kita kuasai, bagaimana ilmu itu akan kita gunakan. Ilmu tersebut akan membawa kebaikan, maka semua itu haruslah di awali dengan niat yang baik, karena tujuan yang baik harus di capai dengan cara yang baik pula.  Tak ada lain harapan kami agar ijazah keilmuan ini akan membawa berkah dan bermanfaat dengan Ijin dan ridho Allah

Adapun keilmuan-keilmuan yang kami ijazahkan bersumber dari hasil kami belajar dan berguru bertahun-tahun serta  pengambilan dari kitab-kitab kuno seperti :  Kitab Khofiyyul Asror kepunyaan Nabi Khaidir As, Kitab Al-Ajnas kepunyaan Ashif bin Barkhoya, Kitab Aurad Al-Jilani, Kitab Al-Hizb Al-Kabir, Kitab Basya’irul Khairat kepunyaan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, Kitab Sirrul Jalil kepunyaan Syekh Abu Hasan Asy-Saydzali. Dan Kitab-Kitab Mu’tabar lainnya. 

KETERANGAN 

1 . Mas kawin keilmuan atau Mahar keilmuan di atas, untuk menghargai waktu Kami dalam menyediakan syarat dan bahan Khotaman ilmu jarak jauh serta layanan jasa spiritual, Sedangkan yang Anda maharin adalah bentuk fisik dari suatu produk yang Anda pesan dan pelajari.

2 . Bagi Anda yang berminat dengan program ini di persilahkan datang langsung ke Majelis kami,  Atau bisa di pelajari dari jarak jauh, tidak perlu datang kealamat kami dan penyempurnaan keilmuan bisa di pandu lewat jarak jauh ( Keilmuan di atas bisa diwariskan/diturunkan kepada anak keturunan atau orang lain ) 

3 . Kita akui yang namanya ilmu gaib/spiritual memang sukar untuk di pelajari oleh sebab itulah Majelis kami menyiapkan Diktat Panduan ilmu secara tertulis + Rajah Karomah + Garam asmak bertujuan untuk  penyelaras agar keilmuan yang di pelajari akan mudah serta mempercepat dan memperlancar dalam mengamalkan keilmuan apa pun.